Kamis, 25 Februari 2016

Clock Zero


<Chapter 1> 

   Picture by Shirogane Usagi

“Malam itu..., saat waktu menunjukkan pukul 12 tepat..., aku terbangun dari tidurku, dan melihat mahluk itu bertarung mati-matian”
............................................
Pagi hari pun tiba, semua orang mulai melanjutkan aktifitas mereka seperti biasanya. Begitu juga dengan anak kelas 2 SMA yang ditakuti oleh teman-temannya ini, dia ditakuti karena memegang tingkat tertinggi dalam Pencak Silat, dan selalu mendapat juara satu di setiap perlombaannya, nama anak itu adalah Niko Wijaya.
Pagi itu, Niko dalam perjalanan menuju kesekolah, tak disangka dalam perjalanannya dia bertemu dengan teman sekelasnya,
 “Oi... Met pagi Bro...!!!” (kata Niko sambil menepuk bahu temannya)
“Ugh... Me-Met pagi” (kata temannya dengan sedikit ketakutan)
Akhirnya mereka berdua berjalan bersama, namun ketakutan masih terlihat jelas di wajah temannya itu.
“Oh ya, lu udah ngerjain PR Matematika belom?” (tanya Niko)
“U-udah...” (jawab temannya dengan nada ketakutan)
“Ahh... tadi malem gue gak sempet ngerjain, gue pinjam punya elu ya?” (kata Niko sambil merangkul temannya)
“I-iya...”
Dengan berat hati akhirnya temannya itu memberikan bukunya kepada Niko.
“Tengkyu banget bro...hehe” (kata Niko dengan gembira)
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali, namun ternyata ada dua orang yang diam-diam sedang mengikuti Niko dari belakang.
“Jadi dia orangnya?” (suara seorang perempuan berambut pirang)
“Aku juga gak tahu, kita lihat aja nanti” (suara seorang laki-laki berambut biru)
Sesampainya di sekolah, Niko langsung disambut oleh salah seorang temannya bernama Raden,
“Pagi Nik... gimana kabar lu?” (tanya Raden)
“Pagi Den, gue lupa ngerjain PR Matematika nih”
“Wah gawat tuh...”
“Tapi tenang gue udah punya jawabannya, tinggal disalin aja”
Niko melihat sekelilingnya, dan memanggil salah seorang temannya yang memakai kacamata,
“Oi Kacamata...!!!”
“I-iya Nik” (jawab temannya itu dengan ketakutan)
“Sini lu...!!!”
“Ke-Kenapa Nik?” (temannya datang kehadapannya)
“Salinin PR Matematika ini”
Temannya mencoba menolak setelah melihat kalau PR matematika itu sangat banyak.
“Ta-tapi kan Nik, ini kan banyak banget...”
“Jadi lu gak mau?”
“O-oke Nik, gu-gue kerjain...” (jawabnya dengan ketakutan)
Akhirnya temannya yang berkacamata itu mengambil buku milik Niko untuk disalin dimejanya.
“Huah... kejam banget lu Nik” (kata Raden)
“Biarin aja lah, ntar juga selesai sendiri” (jawab Niko dengan santainya)
Jam pelajaran pun tiba, semua murid-murid memperhatikan guru mereka yang sedang mengajar. Namun tidak bagi Niko, dia justru mengangkat kakinya keatas meja dan bersandar layaknya seorang preman.
“Ni-Niko, A-apa kamu bisa duduk dengan cara yang sopan” (kata Pak Guru yang sedang mengajar)
“Diem aja lah Pak, Pelajaran Bapak tuh ngebosenin banget tahu”
Pak Guru itu hampir saja ingin meluapkan emosinya kepada Niko, tapi entah kenapa dia teringat dengan sesuatu dan memendam rasa emosinya.
“Mari kita lanjutkan kembali” (Pak Guru itu melanjutkan pelajaran kembali)
Waktu Istirahat akhirnya datang, Niko merasa lapar dan ingin membeli sesuatu untuk dimakan. Namun bukannya pergi ke kantin, dia justru menghadang temannya yang ingin keluar dari kelas.
“Eh bro..., lu mau ke kantin kan?”
“I-iya...” (jawab dia dengan rasa ketakutan)
“Kalo gitu sekalian beliin gue Roti isi kacang ya, pake duit lu dulu, nanti gue ganti”
Niko memandang Raden yang ada didepannnya dan berkata,
“Oh ya sama Raden juga”
“Oi Nik, gue gak usah di...” (Raden berusaha menyangkal perkataan Niko)
“Udahlah sante aja kali, oke lu ngerti kan?, ya udah cepet beli sana”
“Ba-baik” (Kata temannya sambil menundukan kepalanya)
Akhirnya temannya pergi ke kantin untuk membelikan sesuatu yang Niko minta. Di waktu yang sama di ruang kepala sekolah, Seorang Guru yang tadi menahan emosinya saat berhadapan dengan Niko, melaporkan kejadian ini kepada kepala sekolah.
“Apa bapak tahu, kelakuan dia sudah melewati batas, dia menganggap pelajaran saya tidak berarti sama sekali, seolah-olah dialah yang paling hebat di sekolah ini, saya takut ini berdampak buruk kepada murid lainnya pak” (Seru Pak Guru tersebut)
Kepala sekolah yang mendengar hal itu pun menghela nafas dalam-dalam, seperti dia sendiri juga sudah mengetahui kelakuan buruk yang dilakukan oleh Niko, dengan berat hati akhirnya Kepala Sekolah berkata,
“Saya tahu perasaan bapak, tapi Niko adalah satu-satunya juara Nasional yang kita miliki, dengan kemampuan Pencak Silatnya, sekolah kita bisa menjuarai berbagai macam perlombaan dan terkenal dimana-mana, dia adalah aset berharga sekolah kita, jadi... saya mohon untuk bersabar dan mengahadapinya hingga dia lulus nanti”
“Ta-tapi... Pak...”
#Cetukkk *suara pintu yang dibuka oleh seseorang.
Terdapat seorang laki-laki dan perempuan yang tak dikenal memasuki ruangan tersebut.
“Bagaimana jika anak yang bernama Niko itu kami yang mengurusnya” (kata seorang laki-laki yang tak dikenal)
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, saatnya bagi Niko untuk latihan rutin di klub Silat yang dia ikuti, namun seperti biasa, dia terlalu kuat sehingga teman-teman klubnya tidak ada yang bisa menandinginya
#BRUAKKK *suara tubuh seseorang yang terbanting.
“Cih... ternyata cuma segini aja kekuatan lu semua, ngebosenin banget” (kata Niko setelah mengalahkan semua teman-temannya)
“Ni-Niko emang hebat, gak ada yang bisa ngalahin kamu” (ucap salah seorang teman klubnya)
“HIDUP NIKO...!!! HIDUP NIKO....!!!” (seluruh teman klubnya menyorakinya)
“Hmph, dengerin lu semua, kalo lu semua pingin ngalahin gue, berlatihlah yang keras, Klub Silat gak butuh orang-orang yang lemah kayak lu pada”
“BA-BAIK...!!!” (jawab seluruh teman klubnya)
Senja pun datang, menandakan hari sudah sore, terlihat Niko sedang berjalan untuk pulang kerumahnya, namun setelah melewati gerbang sekolah tiba-tiba,
“Orang yang paling hebat dan ditakuti di sekolah ya...” (kata laki-laki tak dikenal yang sedang bersandar di pagar sekolah)
Niko bingung karena ada laki-laki dan perempuan yang menghadangnya,
“Hemm... Apa mau lu semua?” (kata Niko)
“Perkenalkan namaku Ken Arok, kau boleh memanggilku Ken, dan dia Maharani Shima, aku datang kesini untuk menantangmu bertarung”
“Heh... tumben banget, kebetulan gue lagi bosen sekarang”
“Aku sudah menyiapkan tempat yang pas untuk pertarungan kita” (lanjut Ken)
Akhirnya Niko mengikuti Ken hingga sampai disebuah taman yang luas, Ken melepaskan jaketnya dan menitipkannya ke Shima, Niko pun meletakkan tas nya dan berkata,
“Apa Peraturannya?”
“Peraturan...? apa kau takut sehingga harus menggunakan peraturan untuk melawanku?” (Ken balik bertanya)
“Apa lu bilang??? Apa lu gak tahu siapa gue???” (seru Niko)
“Ahhh... itulah sebabnya aku ingin tahu siapa kau sebenarnya” (kata Ken dengan tersenyum)
“Siallll....!!!”
Tanpa pikir panjang Niko langsung menyerang Ken dengan pukulannya, pukulan Niko terlihat sangat keras, namun Ken bisa menghindarinya dengan mudah.
“Sekarang aku tahu kenapa mereka menakutimu” (kata Ken sambil menghindari pukulan Niko)
“Apa lu bilang...!!!”
Niko terus menerus menyerang Ken dengan pukulan dan tendangannya, akan tetapi dengan mudahnya Ken bisa menghindari semua serangan itu. Sampai akhirnya Niko berhenti karena kelelahan.
“Kenapa berhenti? Apa kau sudah menyerah?” (tanya Ken)
“Hosh... Hehe... bukannya lu yang menyerah sekarang?” (jawab Niko)
“Hmmm...?”
“Lu gak pernah nyerang gue, bukannya lu berarti takut sama gue hah?”
Setelah mendengar hal itu, Ken langsung menyerang Niko dengan pukulannya, pukulan Ken ternyata sangat lemah sehingga dapat dihentikan dengan mudah oleh Niko.
“Heh... jadi ini pukulan lu, ternyata lebih...”
Niko berhenti bicara setelah terkejut melihat tanah yang ada dibelakangnya sedikit demi sedikit terkelupas, seperti ada semacam gaya grafitasi yang menarik semua tanah itu, Niko memandang wajah Ken, dan melihat Ken tersenyum, lalu...
#DUAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRR...............!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Niko terhempas seperti sebuah meriam yang baru saja diluncurkan, dia terhempas hingga beberapa meter jauhnya dan mengenai sebuah pagar di taman tersebut, pagar itu pun retak karena terkena tubuhnya.
“Buaakkkhhh....!!!” (Darah keluar dari mulut Niko, belum lagi kepalanya yang terkena pagar juga ikut berdarah)
Niko terjatuh dan tidak bisa bangun lagi, Ken dan Shima pun datang menghampirinya,
“Tenang saja, kau tidak akan mati, aku sudah mengontrol pukulanku” (kata Ken)
Ternyata Niko masih sadar, walaupun dengan mulut yang berdarah dia berkata,
“Gi-gi-mana...Bi-sa...”
“Diatas langit masih ada langit, kau terlalu menyombongkan kekuatanmu sehingga lupa bahwa masih ada seseorang yang jauh lebih kuat dari mu” (jelas Ken)
“A-A....Apa...”
Ken memakai jaketnya kembali dan berkata,
“Nanti malam, pukul 12 tepat, keluarlah dan lihat apa yang terjadi, hmph... kau bisa bangun jam segitu kan?”
Akhirnya Ken dan Shima pergi dari hadapan Niko, Niko pun kehilangan kesadarannya dan jatuh pingsan. Semuanya menjadi gelap, gelap sekali.
“Diatas langit...~ masih ada langit....~”
“Kau terlalu sombong...~”
“Heh, sekarang aku tahu kenapa mereka menakutimu...~”
“Aku lebih kuat darimu...~”
“Nanti Malam...~ pukul 12 tepat...~”
“Keluarlah...~ keluarlah...~”
“HUAHHHHHHHH.....!!!” (Niko terkejut dan bangun dari mimpinya)
Tanpa disadari, Niko sudah berada di kamarnya sendiri dengan perban yang menyelimuti dahinya.
“Gue... udah dirumah, Akhh sakit...” (kata Niko sambil memegang kepalanya)
Niko melihat sekelilingnya dan merasa bahwa kamarnya lebih gelap dari biasanya, mungkin ini disebabkan karena dia bangun tengah malam, sehingga semuanya terlihat sangat gelap.
Namun ada sesuatu yang membuat malam itu sangat berbeda, sesuatu yang tidak bisa diungkapkan tapi bisa dirasakan oleh dirinya, jarum jam yang terus berdetik bagaikan jantungnya, kesunyian yang terus mendekapnya, kegelapan yang terus menghantuinya, semuanya lebih menyeramkan dari sebelumnya.
Dan tiba-tiba...
#BOOOMMMM.....!!!!
Terdengar suara ledakan yang sangat keras terjadi diluar rumahnya, Niko yang kaget dengan hal itu langsung bangun dari tempat tidurnya dan melihat keluar lewat jendela rumahnya.
Niko pun tercengang setelah melihat sebuah rumah yang berada didepannya hancur berantakan, tak berapa lama kemudian, terlihat dua orang yang saling berlarian dan berbenturan diatap rerumahan, seperti terjadi perkelahian yang sangat dahsyat antara mereka berdua.
Seketika pandangan Niko langsung tertuju pada jam yang berada di mejanya,
“G-Gak mungkin...” (kata Niko seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya)
Sontak dia langsung teringat dengan perkataan Ken kala itu,
~“Nanti malam, pukul 12 tepat, keluarlah dan lihat apa yang terjadi, hmph... kau bisa bangun jam segitu kan?”~
Ternyata yang dikatakan Ken bukanlah bualan belaka, saat ini jam di meja Niko menunjukkan pukul 12 tepat, dan inilah yang terjadi.
Seakan masih tidak percaya dengan hal ini, Niko yang masih belum sembuh total pun memberanikan diri untuk keluar dari rumahnya dan mengejar dua orang itu, walaupun dengan tubuh yang terhuyung-huyung dan tangan yang terus memegang kepalanya, Niko tetap berusaha mengejar mereka.
#BOOOOMMMM......!!!
Ledakan kembali lagi namun kali ini lebih besar dari sebelumnya, tanpa pikir panjang Niko langsung berlari menuju sumber ledakan itu, setelah berlari cukup jauh dengan tubuh yang kelelahan, akhirnya dia bisa melihat mereka dengan jelas, Niko menegakkan kepalanya keatas dan sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, Niko terkejut bukan karena pertarungan mereka, namun yang membuatnya terkejut adalah, bahwa mereka... ternyata bukanlah manusia.
~“Malam itu..., saat waktu menunjukkan pukul 12 tepat..., aku terbangun dari tidurku, dan melihat mahluk itu bertarung mati-matian”~

<Chapter 1 -END->

 Hak Cipta Dilindungi, Copyright by Salamnobodyknows.blogspot.com
==========================================================================================

<Chapter 2>

Mahluk itu sama-sama menyeramkan, mata yang bulat bersinar, gigi taring yang panjang, kulit yang terlihat sangat keras, dan tubuh yang lebih besar dari manusia biasa, bisa dibilang mereka adalah monster yang berwujud manusia atau manusia yang memiliki kekuatan layaknya monster.
Namun ada perbedaan diantara mereka, perbedaan itu terletak pada senjata, rambut dan corak warna pada tubuh mereka. Satu nya memiliki senjata sejenis kapak dengan rambut panjang berwarna hijau, dan corak tubuh berwarna hitam. Sedangkan satunya lagi mempunyai senjata sejenis pedang, rambut setengah pendek, dan corak tubuh berwarna biru. 
Mereka bertarung di atap rerumahan dengan sangat dahsyat, sehingga banyak rumah disekitarnya menjadi hancur, Niko yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya, hanya bisa tercengang dan menyaksikan pertarungan mereka dari bawah.
Namun kenyataanya, mahluk yang memiliki corak berwarna biru dan bersenjatakan pedang itu terlalu kuat dihadapai oleh lawannya, sehingga dengan mudah dia bisa menusukkan pedang miliknya tepat di tubuh lawannya. Hal ini membuat darah lawannya keluar bercucuran, dan sekaligus membunuhnya.
Pertarungan pun berakhir, namun ada hal yang sangat tidak masuk akal yang dilakukan oleh mahluk itu, setelah mengalahkan lawannya, dia menyayat tubuh lawannya, lalu mengambil jantung milik lawannya dan langsung memakannya dengan rakus. Melihat jantung yang masih berlumuran darah diambil dan dimakan oleh mahluk itu, membuat Niko tak bisa menahan mual nya dan muntah.
“Wuuuuuuueeeeeeeeeeekkkkk...!!!!”
Mendengar suara yang dihasilkan oleh Niko, membuat mahluk itu menengok kearahnya, Niko yang tahu bahwa dirinya sedang dipandangi oleh mahluk itu pun merasa sangat ketakutan.
Namun tiba-tiba, muncullah satu mahluk yang sama di belakang mahluk yang sedang memandangi Niko, Mahluk itu memiliki rambut berwarna pirang, sebagian besar corak tubuhnya berwarna putih, dan senjata tombak yang dimilikinya, dilihat dari tubuhnya sepertinya dia berjenis kelamin perempuan.
“Ternyata memang benar, dia bisa melihat kita” (kata mahluk berambut pirang)
Suara mahluk itu terdengar seperti dua orang yang saling bicara bersamaan, tapi justru itulah yang membuat mereka memilik suara layaknya monster.  
Mahluk yang bercorak biru pun akhirnya berkata,
“Kau datang seperti yang aku perintahkan”
Niko terkejut mendengar perkataan mahluk itu, Niko melihat kearah mereka berdua dan teringat dengan seseorang,
“Jangan-jangan kalian....”
“Itu benar
“Nggak mungkin...” (Niko masih terkejut)
“Dan karena kau telah melihat kami, maka kau harus kubunuh...!!!”
“Enggakkk... lu bo-bohong kan...” (Niko merasa ketakutan)
Dalam sekejap mahluk itu datang kehadapan Niko dan langsung menusukkan pedangnya tepat di jantung Niko, tusukkan pedang itu mengakibatkan darah keluar dari dadanya.
“A-Apa....??? da-darah ini... Hueekkk...!!!” (Niko muntah darah)
Setelah melihat Niko yang tak berdaya, akhirnya mahluk itu mencabut pedangnya kembali dari tubuh Niko.
“Uuaaggghhhh....!!!” (Niko jatuh tersungkur)
Darah Niko semakin bercucuran hingga mengotori tanah, Niko yang merasa ajalnya semakin dekat pun akhirnya berkata dalam hatinya.
“Apa ini akhir dari hidup gue??? Dibunuh sama mahluk aneh yang baru aja gue temui??? Gakk mungkin..., gue gak boleh mati sekarang, masih banyak hal yang mesti gue lakuin, gue harus tetep hidup...!!!”
Dengan sisa tenaga yang ada, Niko berusaha untuk bangun kembali, namun apa daya, tubuh Niko sudah tidak mau mengikuti apa yang otaknya perintahkan.
“Sialll...!!!, tubuh ini gak mau bergerak sedikit pun, AAAAaarrrrghh...!!!”
Walaupun tak berhasil bangun kembali, namun dia berhasil menelentangkan tubuhnya.
“Percuma aja, darah ini gk mau berhenti mengalir, gue bakalan mati disini, gue gak nyangka bakalan mati dengan cara kayak gini, heh... setidaknya gue bisa mati sambil ketawa, uhuk... selamat tinggal...”
.........................................
~“Malam itu..., saat waktu menunjukkan pukul 12 tepat..., aku terbangun dari tidurku, dan... mahluk itu membunuhku”~
..........................................
“Niko...!!! Niko...!!! cepat bangun, kau akan terlambat sekolah nanti...!!!” (suara seorang wanita)
“HUAGGGHHHHH...!!!” (seru Niko yang seketika bangun dari tidurnya)
Niko bingung karena dia sudah berada dikamarnya sendiri, padahal Niko masih ingat betul, bahwa tadi malam dia ditusuk oleh monster dan darahnya mengalir bercucuran ditanah. Saat itu juga, dia sempat berpikir bahwa semua yang terjadi tadi malam hanyalah mimpi.
“Kenapa gue ada dikamar sekarang? Bukannya gue seharusnya udah mati karena dibunuh sama mahluk itu? Apa semua itu hanya mimpi?”
Tiba-tiba Niko teringat sesuatu, yaitu luka didadanya yang disebabkan oleh senjata dari mahluk itu.
“Luka itu..., luka itu pasti masih ada...!!!” (kata Niko dengan gelisah)
 Dalam sekejap Niko langsung membuka bajunya, namun setelah itu Niko kaget, karena tidak ada bekas luka apapun yang ada ditubuhnya.
“Gakk mungkin..., apa yang sebenarnya terjadi tadi malem?” (Niko terkejut)
“Niko...!!! apa kau tahu sudah jam berapa ini? (Suara seorang wanita kembali terdengar)
Ternyata suara seorang wanita itu adalah ibunya Niko, sebelum berangkat sekolah, Niko sarapan terlebih dahulu dengan ibunya, namun kemudian Niko bertanya,
“Tadi malam... apa ibu mendengar suara-suara yang aneh?”
“Suara aneh...?” (jawab ibunya)
“Suara seperti ledakan atau semacamnya...”
“Emang tadi malam ada ledakan?”
“Bukan hanya ledakan, tapi juga suara senjata dan orang-orang yang sedang bertarung... aduh...!!!” (ibunya memukul kepala Niko)
“Kalau kau tidak ingin berangkat sekolah, lebih baik jangan berbohong seperti ini” (tegas ibunya)
“Aku nggak berbohong bu...!!!”
Dalam sekejab Niko teringat, bahwa tadi malam rumah yang berada di depan rumahnya, telah hancur berantakan karena ulah monster itu.
“Rumah didepan kita pasti sudah hancur, aku yakin itu...!!!” (seru Niko)
Niko bergegas membuka pintu rumahnya, dan saat itu pun Niko tercengang,
“G-Gak Mungkin...”
Ternyata rumah yang berada didepannya terlihat masih baik dan terawat, sangat berbeda sekali dengan apa yang dilihatnya tadi malam.
“Kenapa... kenapa rumah itu nggak hancur BERANTAKAN...!!!” (teriak Niko sambil menunjuk rumah yang berada didepannya)
Tak disangka, penghuni rumah tersebut mendengar teriakan dari Niko, sehingga orang itu menatap Niko dengan pandangan sinis.
Tak berapa lama kemudian, ibu Niko datang dan langsung memukul kepala Niko,
“ADUHHH...!!!” (teriak Niko)
“Apa-apaan kau ini, cepat minta maaf sana...!!!” (perintah ibunya)
Ibunya menundukkan kepala Niko sehingga mereka berdua minta maaf kepada sang penghuni rumah tersebut.
“Maafkan anak saya, dia tidak bermaksud seperti itu...” (kata ibunya dengan halus)
“Tidak apa-apa kok...” (jawab penghuni rumah tersebut)
Dalam perjalanannya ke sekolah, Niko masih memikirkan kejadian yang dialaminya, dia tidak mengerti mengapa kejadian tadi malam tidak bisa dia buktikan, dan yang lebih penting, apakah kejadian tadi malam memang benar terjadi?.
“Sebenernya apa yang terjadi, kenapa keadaan tadi malam beda banget dengan sekarang?” (kata Niko)
Setelah berjalan begitu jauh, tiba-tiba Niko mengehentikan langkah kakinya, dia mengadahkan kepalanya kebawah seperti teringat dengan sesuatu, Niko pun berkata,
“Di-disini... tepat disini... gue jatuh berlumuran darah sehabis ditusuk sama monster itu”
Ternyata Niko masih ingat tentang kejadian tadi malam, dimana dia jatuh berlumuran darah karena ditusuk oleh monster itu,
“Tapi... gak ada bekas darah atau apapun yang menunjukkan kalo gue pernah berada disini”
Entah mengapa semua kejadian tadi malam seperti hilang tak berbekas, seakan mereka bersembunyi dibalik dunia ini, atau dunia ini yang menyembunyikan mereka. Siapa mereka? Apa tujuan mereka? Dan mengapa mereka menyerang Niko?.
Setelah Niko sampai di sekolahnya, Niko langsung bertemu dengan Raden,
“Pagi den, hari ini bolos aja gmn?” (tanya Niko)
“Pagi, Nik... ah mendingan jangan deh...” (jawab Raden)
“Wehh... sekarang lu kayak gitu sama gue, ayolah...” (sambil memegang pundak Raden)
“Ta-tapi... Nik...”
Tak berapa lama kemudian Niko mendengar suara aneh,
~“Nih orang geblek apa? Pagi-pagi udah mau bolos aja, ngajakin gue pula, kalo aja dia bukan juara Nasional Pencak Silat, udah gue hajar dari dulu”~
Karena mendengar suara aneh yang mirip sekali dengan suara Raden, Niko kaget dan langsung memandanginya,
“APA LU BILANG TADI...???!!!” (sentak Niko)
“Mak-maksud lu apa Nik, gue gak ngerti” (jawab Raden)
“LU TADI BILANG MAU NGEHAJAR GUE...!!!”
“A-aku gak ngomong apa-apa Nik, beneran...” (kata Raden dengan ketakutan)
Disaat Niko sedang ribut dengan Raden, terdapat suara aneh lagi,
~”Pagi-pagi udah bikin darah tinggi aja, dasar si Juara Nasional, kehidupan gue bakalan tenang kalo gak ada dia”~
Niko yang kaget, langsung memalingkan pandangannya ke sumber suara itu, ternyata sumber suara itu berasal dari temannya yang sedang duduk tenang sambil membaca buku. Tanpa pikir panjang, Niko langsung mendatanginya dan melabraknya,
#BRUAKKKKKKK....!!!  *suara meja yang di gebrak dengan tangan
“AAAAaaaa.... a-ada apa ini???” (orang itu kaget serta ketakutan)
“LU...LU TADI BILANG APA...!!!???” (gertak Niko sambil menarik kerah baju orang itu)
“Gu-gue gak bilang a-apa-apa kok...hiks hiks...”
“JANGAN BOHONG LU...!!! JADI LU PIKIR GUE DISINI CUMA PENGGANGGU...!!!”
Tiba-tiba seorang guru masuk untuk melakukan pengajaran, semuanya pun kembali ke tempat duduknya masing-masing,
“Baiklah kita mulai pelajaran hari ini..., emmm... Ni-Niko... kembalilah ketempat dudukmu..., Pe-pelajaran akan segera dimulai...” (kata guru tersebut karena Niko belum kembali ketempat duduknya)
“DIAM AJA LU PAK...!!! GUE MASIH ADA URUSAN SAMA DIA...!!!” (sentak Niko yang masih menarik kerah baju temannya itu)
~”Lagi-lagi dia yang membuat masalah, mengapa dia bisa berada di sekolah ini, kalau saja pak kepala sekolah tidak memberitahuku tentang ini, pasti aku sudah menghajarnya dari dulu, aku harap dia tidak pernah ada”~
Lagi-lagi suara aneh kembali terdengar, kali ini suara itu berasal dari pak guru tersebut, Niko yang mengetahui hal itu tidak bisa menahan amarahnya,
#BRAAKKKKKKKKK....!!! *Niko menghancurkan meja dengan tangannya sendiri.
Dalam sekejap seluruh kelas menjadi kaget, terutama pak guru itu sendiri,
“Eehh... Ni-Niko, a-ada apa i-ini? Ja-jangan gunakan kekerasan saat j-jam pelajaran berlangsung”
Niko yang sedang marah pun dan berkata,
“TADI LU BILANG APA PAK ??? MENDINGAN GAK PERNAH ADA, KATA LU...!!!”
 ~”iya bener, mendingan lu gak pernah dilahirin sekali pun”~
Niko mendengar suara aneh yang lain, namun kali ini lebih banyak, dan datang bersamaan,
~”Hmmmph... hidup bakalan lebih damai kalo gk ada lu”~
~”Entah kenapa gue harus sekelas sama orang geblek ini”~
~”Juara Nasional katanya? Mati aja lu...”~
~Kalo lu mati, semua bakalan seneng menyambutnya”
~“Bener, mendingan lu mati aja sana”~
~“Lu gak dibutuhin disini, Mati aja”~
~“Mati... Mati... Mati...”~
Niko yang tadinya marah pun berubah menjadi sangat kaget, suara-suara yang didengar lewat telinganya membuat dia seperti tak punya harapan lagi, seakan semua teman sekelasnya berharap agar Niko mati, dan tak pernah dilahirkan.
“Lu-lu semua kenapa...???? a-ada apa dengan lu pada...??? A-apa yang udah terjadi sama gue?” (kata Niko sambil ketakutan)
Suara-suara yang menggema bagaikan peluru yang terus mengenai tubuhnya, membuat pikirannya menjadi tak tentu arah, dia merasa seperti kepalanya mau meledak oleh semua suara-suara itu.
“DIAMMMMMMMM.........!!!!” (teriak Niko)
Teriakan Niko membuat seluruh siswa yang ada di kelas itu memperhatikannya, mereka bingung dengan tindakan Niko yang dilakukannya saat itu.
Niko yang menyadari bahwa seluruh siswa memperhatikannya, akhirnya berlari meninggalkan ruang kelas tersebut, dia berlari karena merasa ketakutan, seakan ada seseorang sedang mengejarnya, dalam kebimbangan dan ketidakpastian dia terus berlari.
~“Apa yang udah terjadi? Semua suara yang udah gue denger... Semua suara itu... mereka semua benci sama gue...”~
Karena berlari tak tentu arah, tanpa disadari Niko sudah berada di atap sekolahnya, dengan tubuh yang kelelahan Niko mencoba untuk memikirkan apa yang telah terjadi padanya,
“Hosh... hosh... padahal kamaren baik-baik aja, tapi sekarang... hosh... keanehan yang terjadi sekarang, pasti.... Ha...!!!”
Akhirnya Niko menyadari sesuatu,
“Pasti... ini ada hubungannya dengan kejadian tadi malem..., kalo gitu... berarti... monster itu...”
Namun, tiba-tiba saja...
“Ah... itu memang benar, sepertinya kau sudah menyadarinya” (suara seorang laki-laki)
“Monster? Apa kau tidak punya kata lain selain itu?” (suara seorang perempuan)
Niko menengok kearah sumber suara itu, lalu dia pun terkejut, karena ternyata mereka adalah Ken Arok dan Maharani Shima yang pernah dia temui sebelumnya.
“Yow... gimana kabarmu?” (tanya Ken sambil tersenyum)

<Chapter 2 -END->

==========================================================================================
 
<Chapter 3>

“Yow... gimana kabarmu?” (tanya Ken sambil tersenyum)
“BRENGSEK KALIAN....!!!!” (seru Niko)
Tiba-tiba saja Niko langsung berlari kearah mereka, dan sekaligus berusaha untuk mendaratkan pukulan ke wajah Ken, namun sesaat sebelum pukulannya mengenai Ken, tiba-tiba saja Shima berada didepannya dan langsung memukul perut Niko.
Seperti halnya yang dilakukan Ken sebelumnya kepada Niko, pukulan Shima awalnya terlihat sangat lemah, tapi tiba-tiba saja semua partikel-partikel yang berada di belakang Niko mulai bergerak sedikit demi sedikit.
“Oh... nggak dengan cara gini lagi...” (kata Niko)
#DUAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRR..........!!!
Niko terpental layaknya peluru yang ditembakkan, dan dalam sekejap tubuh Niko menghantam tembok yang ada di atap tersebut, Niko pun terluka karena serangan keras itu, dan jatuh tersungkur.
“He...he...he” (kata Niko yang sedang jatuh tersungkur)
“hmmm...” (heran Shima)
Walaupun sulit, tapi Niko mencoba untuk bangun kembali,
“Shuhhh...” (Niko meludahkan darah yang ada di dalam mulutnya)
Setelah berhasil untuk berdiri lagi, Niko pun berkata,
“Heh... pukulan lu emang kuat, tapi pukulanlu masih lebih lemah...”
#WUSHHHHH...!!!
Tiba-tiba Shima sudah berada di depan Niko dan langsung mendaratkan tendangannya tepat di wajah Niko.
#DUUAAAAAARRRRRRRRRRRR..........!!!
Kepala Niko langsung membentur tembok dengan sangat keras, hal ini membuat kepalanya seakan pecah karena darah yang keluar bermuncratan dari kepalanya, saking kerasnya benturan itu pun membuat tembok tersebut retak, dan membuat kepala Niko tersangkut didalamnya.
Wajah Niko sudah tidak bisa di kenali lagi, darah yang keluar bercucuran perlahan-lahan membasahi seluruh tubuhnya, seakan sudah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang ada didalam dirinya.
Ken yang melihat hal ini, akhirnya datang mendekati Niko dengan wajah yang biasa-biasa saja, nampaknya Ken tidak terkejut akan apa yang terjadi dengan Niko sekarang, dia hanya diam dan menunggu.
Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba saja tangan Niko sedikit demi sedikit bergerak kembali, tanda-tanda kehidupan didalam dirinya pun muncul kembali, dengan cepat Niko berusaha untuk mencabut kepalanya yang menyangkut di tembok, namun setelah berhasil mencabutnya, ternyata Niko masih belum bisa menyeimbangkan tubuhnya untuk berdiri, sehingga dia kembali jatuh tersungkur.
Melihat hal ini Ken pun berkata,
“Seharusnya manusia sudah mati jika terkena serangan seperti itu, tapi sekarang kau masih hidup, itu berarti... kau bukanlah Manusia”
“..............” (Niko hanya terdiam)
“Biarkan aku mengulangi kalimatku lagi, tapi kali ini sedikit berbeda..., nanti malam sebelum jam 12 tepat, datanglah ke bangunan tertua di kota ini, hmph... kau pasti tahu bangunan itu kan”
“................”
Akhirnya Ken dan Shima pun pergi meninggalkan Niko.
.......................................................................................................
~”Hmmmph... hidup bakalan lebih damai kalo gk ada lu”~
~”Entah kenapa gue harus sekelas sama orang geblek ini”~
~”Juara Nasional katanya? Mati aja lu...”~
~Kalo lu mati, semua bakalan seneng menyambutnya”
~“Bener, mendingan lu mati aja sana”~
~“Lu gak dibutuhin disini, Mati aja”~
~“Mati... Mati... Mati...”~
..................................................................................................
Jauh didalam ruangan yang gelap,
~”Kenapa semua orang nyalahin gue?”~
~”Apa salah gue?”~
~”Jadi benar... kalo gue... bukan Manusia...”~
~”Kalo gue bukan Manusia..., Siapa gue sebenarnya?”
~”MO-MONSTER...!!”~
~“Gak mungkin...!!! gak mungkin kalo gue monster...!!! GAK MUNGKIN...!!! GAKK.... GAKKK... GAKKK”~
“GAKKKKK........!!!!!!” (Tiba-tiba Niko terbangun dari tidurnya)
Terlihat Niko seperti sedang mengalami mimpi buruk, badannya berkeringat karena ketakutan, dia memegang kepalanya yang terasa pusing, namun disaat itulah dia sadar bahwa luka akibat serangan dari Shima telah hilang tanpa bekas.
“Aneh....” (gumam Niko)
Seharusnya serangan yang dilakukan Shima mengakibatkan luka yang sangat parah pada Niko, tapi entah mengapa luka itu seakan hilang tak berbekas.
*tik tok tik tok
Terdengar suara jam dinding yang berada di kamarnya, Niko menolehkan pandangannya ke jam dinding itu, dan terlihat waktu menunjukkan pukul 11.00 malam.
“Jam 11...???”
*Nginnnnnngggggg....!!!
Tiba-tiba saja terdengar suara melengking sangat keras, sehingga membuat Niko menutup telinganya.
“Sial...!!! suara apaan nih, kenceng banget...Aargrhhh...!!!” (seru Niko)
Tak berapa lama kemudian suara itu pun berhenti, Niko pun melepaskan tangan dari telinga nya, dan disaat itulah Niko teringat akan sesuatu.
“Gue harus kesana” (tegas Niko)
Niko bergegas mengambil jaket dan keluar dari kamarnya, tak berapa lama kemudian terlihat Niko keluar dari rumahnya dengan menggunakan Sepeda miliknya, entah apa dan kemana tujuannya, tapi yang jelas Niko nampak serius dengan ini.
Niko mengayuh sepedanya dengan sangat kencang hingga sampai di depan bangunan yang sangat tua, nampaknya bangunan itu adalah bangunan kosong yang sudah tidak terpakai berpuluh-puluh tahun, dimana pagarnya ditutup rapat dengan kawat sehingga orang-orang tidak bisa mendekati bangunan tua itu.
Tak lama kemudian, Niko menaruh sepedanya dan langsung melompat melewati pagar yang dilapisi kawat tadi, setelah berhasil melompatinya, Niko menegakkan kepalanya keatas dan melihat ada seseorang yang berada di atap bangunan tua itu.
“Itu pasti mereka” (kata Niko)
Tanpa pikir panjang, Niko bergegas menuju keatap, tangga demi tangga dia lewati hingga akhirnya sampai di atap gedung tersebut.
*Zzzzzzz
Niko kaget, karena setelah sampai dia justru melihat seseorang laki-laki yang sedang berdiri di atap tersebut, baju orang itu lusuh, wajahnya nampak pucat, dan penglihatannya nampak kosong.
“Hei... lu siapa?” (tanya Niko)
Tak berapa lama kemudian, orang itu perlahan-lahan mendekati Niko, tubuhnya nampak terhuyung-huyung ketika berjalan.
“Woi... lu kenapa???” (teriak Niko)
Tiba-tiba orang itu mengeluarkan pisau dari sakunya dan langsung menyerang Niko.
Niko yang terkejut langsung menendang wajah orang itu dengan sangat keras hingga terpental beberapa meter.
“cih... Apa apaan sih...” (kata Niko setelah menendang orang itu)
Ternyata dari kejauhan di gedung yang berbeda, Ken dan Shima sedang mengawasi yang dilakukan Niko saat itu,
“Kau yakin kita gak membantunya?” (tanya Shima)
“Ini belum waktunya, sebentar lagi...” (jawab Ken)
Orang yang ditendang Niko akhirnya sedikit demi sedikit bergerak, dia berusaha merayap untuk meraih pisaunya kembali,
“......” (Niko bingung)
Setelah berhasil mendapatkan pisaunya kembali, orang itu kemudian duduk, dan tanpa pikir panjang tiba-tiba...
#CRUUUKKKKKKKK......!!!!
Orang itu menikam lehernya sendiri hingga tembus kebelakang, tidak sampai disitu saja, dia juga memutar pisaunya hingga merobek semua bagian di lehernya, darah bermuncratan seperti hujan, dan dalam sekejap akhirnya orang itu pun jatuh mati.
Niko yang melihat kejadian itu didepan matanya, langsung tersungkur dan muntah –muntah,
#Wueekkk....!!! Wuekk...!!!
“Sial...!!! apa yang terjadi, wuekkk...!!!” (kata Niko yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya)
Tak berapa lama kemudian, Niko merasa bahwa keanehan ditempat itu mulai terlihat, udara yang dingin, kegelapan yang mencekam, seperti menyerangnya kembali.
“Pe-perasaan ini... udara yang mencekam ini...  gue pernah ngrasain sebelumnya...”
#Arrrrgghhhh....!!! *tiba-tiba Niko merasa kesakitan dibagian jantungnya.
“Ja-jantung gue...arrghh... berdetak cepet banget, seakan mau meledak...”
Disaat itu juga, Niko melihat jam yang berada ditangan kirinya,
Se-sekarang apa yang bakalan terjadi” (ucap Niko dengan ketakutan)
Ternyata jam ditangannya menunjukkan pukul 12 tepat, dan sepertinya memang kegelapan yang sesungguhnya baru saja dimulai.
*krekk krekk
Niko kaget karena orang yang sudah mati di dihadapannya tiba-tiba menggerakan beberapa jari miliknya, orang itu seakan membangkitkan dirinya sendiri dari kematian, dan itu membuat semuanya bertambah buruk, apalagi untuk Niko yang melihat hal itu.
“Ng-nggak mungkin..., lu pasti becanda kan...!!!” (teriak Niko yang ketakutan)
Dan tiba-tiba saja orang itu menghilang dalam sekejap dari hadapan Niko, yang tersisa hanyalah bekas darah segar yang berceceran diatap itu.
Sontak hal ini membuat Niko kebingungan,
“Ke-kemana dia...” (cemas Niko)
Tak berapa lama kemudian, tetes demi tetes air membasahi tubuhnya,
“A-air...? apa ini hujan...?”
Niko mencoba mengadahkan telapak tangannya untuk meraih tetes-tetes air itu, setelah tetesan air itu berada ditelapak kanannya, Niko sangat kaget melihat warna tetesan air itu, tetesan itu berwarna merah seperti darah manusia.
“i-ini... da-darah...” (kejut Niko)
#Errrr... *terdengar suara dibelakang Niko
Niko perlahan-lahan menengok kearah belakang, dan sontak Niko sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Ternyata orang itu sudah berdiri dibelakangnya dengan leher yang hampir putus, darah yang masih bercucuran, dan membawa pisau miliknya untuk segera menghabisi Niko.
#AAAAAaaaaaa.......!!! (teriak Niko)
Namun sebelum orang itu menyerang Niko, tiba-tiba saja datang sesosok mahluk yang langsung menendang orang itu, orang itu terpental hingga mengenai dinding.
“Yow... kita ketemu lagi” (tanya Mahluk berwarna biru itu kepada Niko)
“Lu... lu monster yang kemaren...” (kata Niko)
“lagi-lagi kata Monster yang kau gunakan” (suara seorang mahluk yang berwarna putih)
“Lu berdua... pasti...”
“ya... pasti kau sudah kenal dengan kami, namaku Ken Arok... dan yang berwarna putih itu Maharani Shima, kau belum lupa nama kita kan? Wujud kita aja yang malam ini sedikit berbeda” (jelas Ken)
“Sedikit berbeda gundulmu...!!! lu berdua udah kayak monster tauukk” (teriak Niko)
“apa kau punya kata yang lebih baik selain monster...?” (tanya Shima)
#Brukkk brukk
Orang yang ditendang oleh Ken ternyata belum mati, dia masih bisa berdiri dan berencana untuk menyerang lagi.
“Shima...!!!” (seru Ken)
Mendengar perintah Ken, tanpa pikir panjang dengan kecepatannya, Shima langsung menyerang orang itu, dia meyerang menggunakan tombaknya dengan membabi buta, darah bermuncratan dimana-mana, hingga orang itu tidak bisa menggerakan tubuhnya lagi.
Tak berapa lama kemudian, Shima membawa orang yang sudah berlumuran darah itu kehadapan Niko dan Ken.
*UEEEEKKKKK…..!!! (Niko langsung muntah setelah melihat mayat berlumuran darah di hadapannya)
“Hmph… Sungguh orang yang tak beruntung” (kata Ken)
 “Se-Sebenernya lu berdua siapa?” (Tanya Niko Sambil menahan rasa mualnya)
Setelah Niko menanyakan hal itu, Ken pun berusaha menjawabnya,
Apa kau mempercayai dunia bernama GHAIB?” (Tanya Ken)
“GHAIB… Maksud lu dunia yang hanya berisi para mahluk halus…”
“Kami adalah salah satu dari para mahluk halus itu, kami Berdua adalah Genderuwo”

<Chapter 3 –END->

==========================================================================================

<Chapter 4>
“kami adalah salah satu dari para mahluk halus itu, kami Berdua adalah Genderuwo” (ujar Ken)
“Gen…deruwo…” (kaget Niko)
“Dan… sekarang kita sedang berada di dunia Ghaib”
“Du-dunia ghaib… kapan gue memasukikanya…”
“Kau pasti sudah merasakannya dari awal kan” (lanjut Ken)
“Ja-Jadi… suasana itu…” (kaget Niko)
“Saat jarum jam menunjukkan pukul 12 tepat, gerbang menuju dunia ghaib akan terbuka, dan kejadian itu dinamakan Clock Zero”
“Clock Zero…” (gumam Niko)
“Pada dasarnya dunia ghaib dengan dunia manusia adalah satu, bisa dibilang dunia ghaib hanyalah cerminan dari dunia manusia. Namun, kedua dunia ini tidak saling berhubungan, artinya yang kita lakukan di dunia ghaib tidak ada pengaruhnya di dunia manusia, lihatlah sekelilingmu… inilah cerminan dari dunia yang kau tinggali”
“Ga-Gak mungkin…”
Niko kaget setelah melihat semua yang ada disekelilingnya, semua bangunan dan rumah-rumah yang seharusnya baik-baik saja, berubah menjadi kacau dan penuh kehancuran.
“Saat matahari terbit, gerbang menuju dunia ghaib kembali tertutup, dan dunia manusia yang kau kenal akan berjalan seperti biasanya” (lanjut Ken)
“Jadi..., itulah kenapa rumah tetangga gue yang hancur waktu itu, tiba-tiba balik lagi seperti semula pagi harinya” (kata Niko)
“Manusia biasa tidak bisa melihat atau pun berada di kedua dunia ini, yang bisa melihat kedua dunia ini hanya ada 3, yaitu Binatang, manusia yang memiliki indra keenam, dan… orang-orang yang terlalu banyak berbuat dosa”
“Orang-orang yang terlalu banyak berbuat dosa… mungkin kah…”
#DEG DEG… ARRRGHHHH…..!!!! (Niko berteriak kesakitan sambil memegang dadanya)
“Jantung gue… ARRRGHHH…..” (teriak Niko)
Ken yang melihat Niko kesakitan, akhirnya berkata,
“Sepertinya kau sudah berada pada batasnya”
“Hah…!!!” (kata Niko yang masih kesakitan)
Tak berapa lama kemudian, Ken menghampiri tubuh yang berlumuran darah dihadapannya, tanpa pikir panjang, dia langsung menusuk dada tubuh tersebut menggunakan tangannya dan mengambil jantung milik orang itu.
Setelah mengambilnya, Ken memberikan jantung itu kepada Niko,
“Makanlah, dan jadilah seperti kami”
Melihat jantung yang masih berlumuran darah segar, membuat Niko tak kuasa menahan mualnya, sehingga dia muntah lagi untuk kesekian kalinya.
#UEEKKKKK….!!!!
“LU SUDAH GILA YA…!!!, GUE GAK MAU MAKAN KAYAK GITUAN…!!!” (seru Niko)
“Kau sudah mencapai batasnya, kau harus memakannya dan mejadi Genderuwo seperti kami, jika tidak, kau sendiri yang akan celaka”
“Celaka kata lu…!!! Gue gak mau jadi monster kayak lu-lu pada…!!!, gue punya kehidupan sendiri yang harus gue jalani, yang perlu gue lakuin sekarang adalah pulang dan nunggu sampe semua balik seperti semula” (kata Niko sambil berniat meninggalkan Ken dan Shima)
“Sebenarnya… dari awal kita semua adalah monster” (kata Ken)
“Hah… apa maksud lu?” (sesaat Niko mengurungkan niatnya untuk meninggalkan mereka berdua)
“Ada 3 hal yang bisa melihat dunia Ghaib, apa kau tahu kita semua termasuk kategori mana?” (Tanya Ken)
“……” (Niko terdiam)
“kita berada di kategori ketiga, yaitu orang-orang yang terlalu banyak berbuat dosa, kau pasti sudah menyadarinya kan”
“………………”
“Dosa terbentuk karena perilaku buruk yag dilakukan oleh seseorang, sifat sombong mu, perilaku mu terhadap teman dan guru mu…, berapa banyak perilaku buruk yang sudah kau berikan kepada mereka, apa kau pernah menghitung berapa dosa yang sudah kau dapatkan, setiap kau melakukannya, itu akan menambah rentetan dosa-dosamu, itulah mengapa kau bisa melihatku pada waktu itu, karena kau termasuk orang yang berlumuran dengan dosa”
“Ber…dosa…” (kaget Niko)
“Kau pikir mereka menanti kedatanganmu, bukankah mereka justru membencimu dan berharap kau tidak pernah ada, kau pasti bisa mendengarkan isi hati mereka yang sebenarnya kan”
“……………”
“Kami para Genderuwo adalah orang-orang yang berlumuran dengan dosa-dosa, kami dikutuk untuk menanggung semua dosa, dan bentuk kami sekarang adalah gambaran dari dosa-dosa yang telah kami lakukan di dunia manusia”
Mendengar perkataan Ken, membuat Niko teringat kejadian di kelasnya waktu itu, Niko bisa mendengarkan suara dari orang-orang yang membencinya,
~”Hmmmph... hidup bakalan lebih damai kalo gk ada lu”~
~”Entah kenapa gue harus sekelas sama orang geblek ini”~
~”Juara Nasional katanya? Mati aja lu...”~
“Hah hentikan…!!!”
~Kalo lu mati, semua bakalan seneng menyambutnya”
~“Bener, mendingan lu mati aja sana”~
~“Lu gak dibutuhin disini, Mati aja”~
~“Mati... Mati... Mati...”~
“HENTIKAN….!!!”
#DUUUAAAAAAAAAARRRRRR…….!!!!!!! *terjadi ledakan dibangunan itu
“Sial… pemburu lainnnya ya…” (kata Ken)
“Apa yang terjadi…” (kejut Niko)
“para Genderuwo lain, mereka mengincar hasil buruan kami” (jawab Shima)
“Buruan…??? Siapa yang mereka buru?” (Tanya Niko)
“Mereka menginginkan jantung yang telah kita dapatkan…” (jawab Shima)
“Kenapa harus jantung…???”
Tak berapa lama kemudian, datanglah dua Genderuwo yang bercorak hijau dan coklat, yang bersenjatakan palu, ternyata badan mereka jauh lebih besar dari pada Ken dan Shima.
“Yo bocah-bocah, berikan jantung segar itu pada kami, dan kita bisa berpisah tanpa ada yang terluka” (kata genderuwo yang bercorak hijau)
“Cih… ini akan sedikit merepotkan” (kata Ken)
“Oya… ada bocah yang bukan Genderuwo diantara kalian, sepertinya kita mendapatkan mangsa yang empuk” (kata Genderuwo coklat)
“Bersiaplah Niko, mereka akan memangsamu, sekarang semuanya terserah padamu, menjadi pemangsa atau yang dimangsa” (kata Ken sambil memberikan jantung itu kepada Niko)
“Hemmbbb….” (Niko menahan rasa mualnya karena melihat jantung yang berada ditangannya)
“Shima, ayo lakukan” (kata Ken)
“Kami datang…hehehe…” (kata genderuwo hijau)
#DOOOOOOOMMMMMMMM…...!!!!!
Mereka bertarung secepat kilat, dan berpindah tempat dari segala penjuru arah, bangunan-bangunan hancur berantakan akibat pertarungan mereka.
Pada saat itu juga Niko sedang memutuskan apa yang akan dilakukannya dengan jantung yang berada di tangannya, apa Niko akan memutuskan untuk memakannya dan menjadi genderuwo, atau justru membuangnya dan melarikan diri dari tempat itu.
#SRIIIKKK *tiba-tiba saja Genderuwo berwarna hijau ada didepannya dan bersiap membunuh Niko.
Niko yang kaget dengan itu hanya bisa pasrah dengan segalanya.
#DUAARRRRR…..!!!!
Tiba-tiba saja Ken sudah ada di depan Niko dan menyingkirkan genderuwo hijau itu, terlihat tubuh Genderuwo Ken sudah penuh luka dan darah akibat pertarungannnya.
“Heh… ternyata kau belum memakannya ya...” (kata Ken)
#BUUUUUARRRRRR…..!!!!
Genderuwo hijau kembali menyerang Ken, mereka pun kembali bertarung dengan cepatnya.
“Ken….!!!” (teriak Niko)
#DOOOOOOOOAAAAAAAAAAARRRRRRR……!!!!!
Terlihat Shima juga sudah terpojok ketika berhadapan dengan Genderuwo coklat, tubuhnnya penuh dengan luka.
“Cepat makanlah….!!!” (perintah Shima)
#SRINGGG SRINGG….!!! *Shima dan Genderuwo coklat itu saling bertabrakan di udara.
“Shima….!!!” (Teriak Niko)
Melihat semua yang terjadi disekitarnya, Niko melihat kearah jantung yang berada di tangannya, kemudian Niko berkata dalam hatinya,
~”Apa gue memang harus makan ini dan jadi Genderuwo kayak mereka, Memangsa atau dimangsa”~
#DUAARRRR….!!! #DUARRRR….!!!
Ken dan Shima jatuh dari udara, mereka lemas tak berdaya, sepertinya mereka sudah pada batasnya.
#DOOOMMM….!!!
Tak berapa lama kemudian, datanglah dua Genderuwo yang bertubuh besar itu, walaupun tubuh mereka sudah banyak terdapat luka dan darah, namun tampaknya mereka masih kuat seperti sebelumnya.
“HEHEHE… sekarang tinggal mengambil jantung itu dan membunuh bocah itu” (kata Genderuwo coklat sambil mendekat kearah Niko)
“Takkan kubiarkan…!!!”
#WUUUSHHH… *tiba-tiba saja Shima mencoba menghalangi mereka dengan menyerang Genderuwo coklat.
Tapi sesesaat sebelum mengenainya, Genderuwo coklat sudah terlebih dahulu menendang Shima hingga menabrak dinding. *DUUAAARRRR…!!!
“Shima…!!!, sial gak ada pilihan lagi, gue harus makan ini” (kata Niko sambil menahan rasa mualnya)
“Hehehe… kena kau…” (Tiba-tiba saja Genderuwo berwarna coklat sudah berada di belakang Niko dan bersiap menyerangnya)
#DUUUUUUUUUAAAAAAAAAARRRRRRRRRRR………!!!!!!!!!
“Hehehe… HAH…” (Genderuwo coklat terkaget)
 Senjata Palu miliknya ternyata ditangkis oleh Niko.
*SRAAAKKKKKK….!!!, Niko melempar genderuwo coklat hingga lantai gedung itu terkikis dan menimbulkan asap.
Setelah terlempar Genderuwo coklat pun berkata,
“Ka-Kau… sudah menjadi genderuwo…”
Perlahan-lahan asap mulai memudar, dan Niko pun sedikit demi sedikit memperlihatkan wujud barunya.
Ternyata corak genderuwo milik Niko berwarna merah hitam, dan terlihat senjatanya adalah pedang dengan ukuran yang besar (Big Sword).
“Kekuatan ini… gue ngerasain semuanya mengalir dalam tubuh gue, kekuatan yang sangat berbeda dari manusia biasa, inikah… kekuatan Genderuwo yang sesungguhnya” (kata Niko)
“Banyak omong kau…!!!” (tiba-tiba saja Genderuwo hijau menyerang Niko)
*DZIIINNNGGHHHH…!!!
Niko menangkis serangan Genderuwo hijau tersebut dengan pedang besar miliknya, namun Genderuwo hijau menyerang Niko lagi sehingga dia tidak bisa menghindarinya.
Tiba-tiba…
*DZIINGHHHH…. SRAKKKKKK….!!!,
Ken datang dan untuk menyerang Genderuwo hijau tersebut, Genderuwo hijau akhirnya mundur untuk menghindari serangan yang datang kepadanya.
“Apakah sekarang kau hanya mau pamer dengan penampilanmu?” (kata Ken)
“Ken…!!!” (kata Niko)
“Tega sekali kau, membuatku harus menunggu lama hingga babak belur begini” (Kata Shima yang tiba-tiba saja langsung berada disamping Niko)
“Shima…!!!, menunggu? Apa maksudnya?” (Tanya Niko)
“Semua sudah sesuai dengan dengan rencanaku, kami membiarkan dua genderuwo besar itu menyerang kami hingga babak belur, dengan demikian kau akan merasa terpojok hingga akhirnya terpaksa memakan jantung itu, dan akhirnya kau memakannya juga kan” (jelas Ken)
“Sialan…. Jadi lu semua cuma pura-pura tadi…!!!” (geram Niko)
“Walaupun pura-pura tapi tetep saja sakit banget taukk” (oceh Shima)
“oh gitu ya… sorry…” (kata Niko)
“kau sudah melihat betapa malunya diriku saat terkena serangan mereka, kuharap kau juga tidak mempermalukan dirimu sendiri kali ini, bersiaplah…, karena sekarang… kita akan menghabisi mereka” (kata Ken)
“Ah… itu sudah pasti” (jawab Niko)
“HEH… kalian pikir bisa mengalahkan kami berdua, kami bahkan belum mengeluarkan seluruh kemampuan kami” (kata Genderuwo coklat)
“Bersiaplah kalian…!!!” (kata Shima)
*WUSHHHH *WUSSHHH *WUSHHHHH
Shima dan kedua genderuwo tadi langsung menghilang dan saling bertabrakan di udara.
“Kau sangat hebat dalam Pencak Silat, seharusnya ini akan mudah bagimu, Woii… biarkan aku ikut berpesta juga…!!!” (teriak Ken)
*WUSHHHH…!!!
Ken langsung menghilang dan bergabung dengan mereka diudara.
Niko pun akhirnya berkata,
“Menjadi Pemangsa atau yang dimangsa…, tentu saja gue pasti memilih menjadi PEMANGSA…!!!” *WUSSSSHHHH…!!!!
Mereka semua saling menyerang satu sama lain, saling kejar mengejar melewati atap rerumahan, ledakan pun terjadi dimana-mana.
Disaat itu juga Niko menyadari sesuatu, dan berkata dalam hatinya,
~”Jadi… inikah yang namanya perburuan para Genderuwo, gue gak tahu kenapa… tapi… ini bener-bener… MENYENANGKAN…!!!”~
Pada akhirnya, Niko dan yang lainnya berhasil mengalahkan dua genderuwo besar itu, dan Ken mengambil jantung mereka berdua.
“Hmmm… aneh memang, seharusnya gue udah muntah dari tadi, kalo ngelihat lu ngambil tuh jantung, tapi gak tahu kenapa gue biasa-biasa aja, btw mau diapain lagi sih tuh jantung, bukannya lu pada udah jadi Genderuwo kan…?” (Tanya Niko)
“Tentu saja kita akan memakannya, Oh ya, aku belum bilang suatu hal yang sangat penting buatmu” (kata Ken)
“Apaan tuh”
“Bagi Genderuwo, jantung adalah sesuatu yang sangat berharga untuk kelangsungan hidup kami, kami saling membunuh satu sama lain hanya untuk memperoleh jantung dari genderuwo lain, dan terus bertahan hidup setiap harinya”
“Mmm… Maksudnya gimana ya?”
“Selamat sudah menjadi Genderuwo untuk pertama kalinya dalam hidupmu, dan sekarang… setiap jam 12 malam, kau akan berubah menjadi genderuwo dan harus betarung dengan genderuwo lain untuk memakan jantung mereka, 1 jantung sama dengan 1 hari kehidupan, bertahan hiduplah hari perharinya dan seterusnya, mudah bukan?” (jelas Ken)
“A-Apa lu bilang… TIIIIIIDDDDDDDAAAAAAAAKKKKKKKKK……!!!!” (Teriak Niko)
Suara Niko semakin hilang memudar dan menjauh, namun ternyata ada dua orang yang sedang mengamati mereka dari kejauhan.
“Genderuwo baru itu…, bukankah corak warnanya hampir sama seperti dia…” (kata orang satu)
“Kali ini pelajar SMA ya, menarik sekali…” (kata orang yang satumya)
……………………………………
“Malam itu..., saat waktu menunjukkan pukul 12 tepat..., aku terbangun dari tidurku, dan menjadi salah satu dari Makhluk itu, sekarang aku adalah Genderuwo”

(CHAPTER 4 –END-)